Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Literasi Numerasi dan Cakupannya dalam Kurikulum 2013

Bayangkan jika kita pergi berbelanja ke sebuah swalayan dengan membawa cukup uang, tetapi tidak tahu cara berhitung. Disinilah diperlukan peran dari Literasi Numerasi dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan literasi secara umum dan literasi numerasi secara khusus tidak hanya berdampak bagi individu, tetap juga bagi masyarakat serta bangsa dan negara. Kemampuan literasi akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat. 

Literasi Numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk:
  1. menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
  2. menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dll) kemudian menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dalam mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekitar kita.

Numerasi tidak sama dengan kompetensi matematika. Keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Seorang yang mempunyai kemampuan matematika, tidak membuat orang itu mempunyai kemampuan Numerasi. Numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam keadaan nyata sehari-hari, saat permasalahannya sering tidak terstruktur, mempunyai banyak cara penyelesaian, atau bahkan tidak ada penyelesaianyang tuntas, serta berhubungan dengan faktor nonmatematis.

Contoh:
Ketika pembagian dua bilangan bulat, hasilnya todak habis dibagi, maka akan ada sisa. Biasanya kita akan menuliskan dalam bentuk pecahan campuran atau pecahan desimal. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, hasil bagi yang hasilnya bersisa atau desimal sering kali tidak diperlukan, sehingga dilakukan pembulatan. Secara aturan, pembulatan ke bawah dilakukan apabilan nilai desimal lebih kecil dari 5 dan dibulatkan ke atas jika nilai desimalnya lebih besar dari 5, dan pembulatan ke bawah atau ke atas bisa dilakukan jika nilai desimaknya 5. Namun dalam konteks nyata, kaidah itu tidak selalu dapat diterapkan. Jika 50 orang akan ikut bertamasya dengan minibus yang memuat 15 orang, maka secara matematis minibus yang diperlukan untuk mengangkut 50 orang adalah 50:15 = 3,333. Jumlah itu tentu tidak masuk akal jika dibulatkan ke bawah menjadi 3 minibus, karena jika satu tempat duduk hanya dapat diduduki oleh 1 orang saja, maka ada 5 orang yang tidak mendapatkan tempat duduk. Oleh karena itu, jumlah minibus yang harus dipesan adalah 4 buah.

Prinsip Dasar Literasi Numerasi ada tiga, yaitu:
  1. Bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan sejenisnya
  2. Selaras dengan cakupan matematika  dalam kurikulum 2013
  3. Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainya.
Literasi Numerasi
Gambar Struktur Literasi Numerasi
Literasi Numerasi merupakan bagian dari matematika. Dalam hal ini komponen literasi numerasi diambil dari cakupan matematika di dalam kurikulum 2013, seperti berikut.
Kompnen literasi numerasi dalam kurikulum 2013

Demikian yang dapat kami bagikan tentang pengertian literasi numerasi, prinsip dasar literasi numerasi, dan komponen literasi numerasi dalam kurikulum 2013. Semoga bermanfaat.
Salam edukasi.

Sumber:
Buku Materi Pendukung Literasi Numerasi, Kemdikbud 2017.
I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

Posting Komentar untuk "Pengertian Literasi Numerasi dan Cakupannya dalam Kurikulum 2013"