Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEMANFAATAN HOTSPOT PORTABLE SMARTPHONE SEBAGAI KONEKSI INTERNET DALAM PEMBELAJARAN ALAT PERNAPASAN PADA HEWAN

PEMANFAATAN HOTSPOT PORTABLE SMARTPHONE SEBAGAI KONEKSI INTERNET DALAM  PEMBELAJARAN ALAT PERNAPASAN PADA HEWAN
Oleh
I Wayan Ardika, S. Pd.
SD Negeri 6 Yehembang

A.    Latar Belakang Topik Pembelajaran
       Alat pernapasan pada hewan merupakan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V semester ganjil. Materi ini diajarkan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam pembelajarannya, guru dapat menggunakan model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran yang bervariasi.
       Buku paket sebagai media yang fundamental dalam proses pembelajaran tidak dimiliki oleh siswa kelas V SD Negeri 6 Yehembang, sehingga pembelajaran hanya menggunakan LKS yang materinya masih dangkal. Untuk itu guru harus berinovasi agar siswa mendapatkan berbagai informasi secara lengkap mengenai materi pembelajaran.
       Materi alat pernapasan pada hewan, ikan dan cacing tanah dan di cari di internet. Untuk itu, guru mengajak siswa untuk mencari tambahan materi tersebut di internet dengan bantuan hotspot portable smartphone. Pembelajaran ini juga bertujuan untuk mengenalkan teknologi kepada siswa.

B.     Tujuan Pembelajaran
              Adapun tujuan dari pembelajaran ini, yaitu:
  1. Siswa mampu menyebutkan Alat Pernapasan pada Ikan dan Cacing Tanah.
  2. Siswa mampu menyebutkan proses pernapasan pada Ikan dan Cacing Tanah.

C.    Perangkat Teknologi yang Digunakan
Perangkat teknologi yang digunakan adalah dua buah Laptop dan sebuah Smartphone. Menurut Wikipedia (2015),Laptop atau komputer jinjing merupakan komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung pada ukuran, bahan, dan spesifikasi laptop tersebut”.
Sejalan dengan pendapat di atas, Sobri menyatakan Sobri (2011) menyatakan komputer jinjing(laptop, notebook, atau powerbook) adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung ukuran, bahan, dan spesifikasi laptop tersebut.
Dengan demikian laptop adalah komputer bergerak yang mempunyai ukuran yang relatife lebih kecil dan ringan, sesuai dengan ukuran, bahan, dan spesifikasinya.

Gambar 01 Laptop

Sedangkan Smartphone (ponsel cerdas) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer (Wikipedia, 2015).

Menurut Sridianti (2015), “Smartphone adalah telepon yang menyediakan fitur yang berada diatas dan di luar kemampuan sederhana untuk membuat panggilan telepon”.
Dengan demikian Smartphone atau ponsel cerdas adalah telepon genggam yang tidak hanya berfungsi untuk telepon, tetapi mempunyai kemampuan dan fungsi menyerupai komputer.


Gambar 02 Smartphone

       Salah satu fungsi Smartphone adalah dapat digunakan sebagai hotspot Portable. Nick (2015) menyatakan hotspot Portable merupakan salah satu software bawaan di perangkat android, yang berfungsi untuk membagikan jaringan dari smartphone yang anda gunakan ke perangkat lain, menggunakan wifi, bluetooth, dan usb. Kelebihan jaringan yang di bagi dari hotspot android adalah sangat stabil dan memiliki kecepatan maksimal.

      Dengan demikian, hotspot portable sangat tepat digunakan sebagai media dalam pembelajaran, karena memiliki kecepatan yang maksimal dan stabil.

D.    Alat/ Aplikasi yang Digunakan
       Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Mozilla Firefox. Menurut Wikipedia (2015) Mozilla Firefox adalah peramban web lintas platform gratis yang dikembangkan oleh Yayasan Mozilla dan ratusan sukarelawan.
       Sedangkan Zulkifli (2014) Mozilla Firefox adalah sebuah aplikasi web browser open source untuk browsing yang sangat populer.
       Dengan demikian, Mozilla Firefox adalah sebuah aplikasi web browser open source untuk browsing yang sangat populer dewasa ini.

E.     Metode/ Pendekatan Pembelajaran
       Dalam pembelajaran ini menggunakan pendekatan scientific. Hariadi (2013) menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar  siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.  
       Sejalan dengan pendapat di atas, Kuncoro (2013) menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar  siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
       Dengan demikian, pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan pendekatan pembelajaran yang menerapkan karakteristik yang ilmiah dalam pembelajaran dan mencangkup lima komponen yang dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
       Adapun langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar, dan mengomunikasikan untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013).
1)         Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
2)         Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
3)         Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi”  merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan  dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
4)         Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan  informasi tersebut.
5)         Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui  menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
secara umum langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 03 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik

(Sumber: Kemendikbud, 2013)

F.    Hasil yang Diperoleh dari Pembelajaran
        Pembelajaran dilaksanakan pada hari  Rabu, 9 September 2015 (RPP terlampir). Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa, dapat dilihat pada tabel 01 berikut.
Tabel 01 Hasil Belajar IPA Siswa
No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan*)
1.
Agus Komang Riski Putra
70
Tuntas
2.
I Putu Pastika
81
Tuntas
3.
Dewa Kade Agus Pujana
70
Tuntas
4.
Dewa Ayu Putu Sri Dewi Artini
70
Tuntas
5.
I Made Agus Ardika
75
Tuntas
6.
Ni Luh Putu Juniawati
70
Tuntas
7.
Ni Putu Ulandari
70
Tuntas
8.
I Kadek Raka Krisnanda
70
Tuntas
9.
I Kadek Roco Yama Sandi Putra
75
Tuntas
10.
Gusti Ayu Kadek Septiarini
75
Tuntas
*) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 66.

            Berdasarkan data pada tabel 01 di atas, maka dapat diketahui bahwa seluruh siswa telah tuntas (100%).
            Sedangkan untuk menghitung rata-rata (Mean), langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat tabel distribusi frekuensi. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan perhitungan.

Tabel 02 Perhitungan untuk Mencari Rata-rata (Mean) Hasil Belajar IPA
Nilai (X)
Frekuensi (f)
fX
70
75
81
6
3
1
420
225
81
Total
 10 = N
726 = ƩfX

            Berdasarkan data di atas, maka meannya dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.









Dengan memperhatikan perhitungan di atas, maka diketahui rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,6.


Baca Juga:

G.    Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Gambar 04 Guru Memberikan Apersepsi

Gambar 05 Guru Menunjukkan Gambar Ikan dan Cacing Tanah

Gambar 06 Siswa Mencari Informasi tentang Pernapasan pada Ikan dan Cacing Tanah

Gambar 07 Guru Membimbing Siswa dalam kelompok

H.    Daftar Pustaka

Hariadi, Teguh. 2013. “Definisi Pendekatan Scientific Kurikulum 2013”. Tersedia pada http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/2013/11/definisi-pendekatan-scientific-kurikulum.html (diakses tanggal 18 Juli 2014).

Kuncoro Hadi, 2013. “Konsep Dasar Pendekatan Saitifik”. Tersedia pada http://mgmp-ipa-tgms.blogspot.com/2013/12/konsep-dasar-pendekatan-saintifik.html (diakses tanggal 25 juli 2014)

Kemendikbud. 2013. Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Nick. Anton. 2015. “Arti Fungsi dan Manfaat Hotspot Android”. Tersedia pada http://www.riaume.com/arti-funsi-dan-kegunaan-hotspot-android.html (diakses tanggal 14 September 2015).

Sobri, Hari. 2011. “Notebook/Laptop, Kamus Istilah Komputer dan Teknologi Informasi”. Tersedia pada http://harisobri.blogspot.co.id/2011/01/notebooklaptop-kamus-istilah-komputer.html (diakses tanggal 13 September 2015).

Sridianti. 2015. “Apa Pengertian Smartphone dan Sejarahnya”. Tersedia pada http://www.sridianti.com/apa-pengertian-smartphone-dan-sejarah.html (diakses tanggal 13 September 2015).

Wikipedia. 2015. “Komputer Jinjing”. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Komputer_jinjing (diakses tanggal 13 September 2015).
                                                                                                           
________, 2015. “Ponsel Cerdas”. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas (diakses tanggal 13 September 2015).

________. 2015. “Mozilla Firefox”. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Mozilla_Firefox (diakses tanggal 14 September 2015).

Zulkifli, Zulki. 2014. “Pengertian Mozila Firefox Kelemahan dan Kelebihan”. Tersedia pada http://zuljunk.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-mozila-firefox-kelebihan.html (diakses tanggal 14 September 2015).
I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.