Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsekuensi Penerapan Kurikulum Merdeka

Penerapan Kurikulum Merdeka

Sebelum menerapkan kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2022/2023, Bapak/Ibu Kepala sekolah perlu mengetahui konsekuensi jika menerapkan kurikulum ini.

Ada tiga hal yang perlu diketahui untuk menerjemahkan Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Operasional, yaitu:

1. Menerjemahkan Capaian Pembelajaran menjadi alur tujuan belajar

Dalam kurikulum merdeka, kompetensi yang ingin dibentuk dirumuskan sebagai capaian pembelajaran  yang lebih terintegrasi. Tidak lagi dibagi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap karena sebuah kompetensi selalu merupakan perpaduan ketiga dimensi itu. Selain itu, dalam kurikulum merdeka, capaian pembelajaran tidak ditetapkan setiap tahun melainkan setiap fase, yaitu 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun. Karena ditetapkan perfase, maka capaian pembelajaran harus diterjemahkan menjadi kompetensi-kompetensi yang bisa dicapai dalam periode waktu yang lebih singkat. Dengan demikian, satuan pendidikan harus merumuskan alur tujuan pembelajarannya sendiri. 

2. Merancang pembelajaran berbasis projek

Struktur kurikulum merdeka dibagi menjadi 2, yaitu Intrakurikuler dan Ko-kurikuler. Bagian Ko-kurikuler berisi pembelajaran berbasis project. Pembelajaran berbasis projek ini sebenarnya tidak mengacu pada satu metode pembelajaran yang spesifik. Ini adalah istilah untuk menggambarkan pembelajaran dengan beberapa ciri, yaitu:

  • Pembelajaran ini bersifat lintas mata pelajaran, sehingga mendorong murid untuk melihat keterkaitan materi antara satu pelajaran dengan yang lainnya.
  • Pembelajaran berbasis projek bersifat aplikatif, bukan berbasis buku teks saja, tetapi dirancang untuk menyelesaikan masalah, menjawab isu tertentu, atau membuat karya, seperti karya seni, pertunjukan, atau produk yang bermakna. Dengan demikian, murid melihat bahwa ilmu pengetahuan bisa relevan bagi kehidupan mereka.
  • Pembelajaran berbasis projek dilakukan dalam kelompok (bukan individual), sehingga memberikan kesempatan bagi murid untuk berkomunikasi, berkolaborasi, termasuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan konflik. Murid juga menjadi lebih mandiri dalam mengelola proses belajarnya, yang menjadi modal yang sangat penting untuk menjadi pelajar sepanjang hayat.

Pembelajaran berbasis projek tidak harus menggunakan teknologi atau fasilitas yang canggih. Projek yang paling baik adalah yang sesuai dengan kondisi dan konteks lokal.

Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran berbasis projek diberi jam pelajaran tersendiri yang cukup banyak. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus merencanakannya secara terpadu. 

3. Menyusun struktur kurikulum operasional untuk satuan pendidikan

Dalam kurikulum merdeka, jam pelajaran tidak dikunci per minggu, melainkan ditentukan per tahun. Satuan pendidikan perlu memutuskan bagaimana membagi jam pelajaran ini di dalam kurikulum operasionalnya. Apakah mau dibagi rata setiap minggu atau mau mencoba model yang berbeda. Hal ini tentu harus dirumuskan oleh seluruh guru yang akan menerapkan kurikulum merdeka.

Selain itu, ada beberapa perubahan yang khas di setiap jenjang yang perlu diakomodasi oleh kurikulum operasional, misalnya:

  • untuk jenjang SD sederajat, ada pilihan untuk memasukan Bahasa Inggris sebagai pelajaran pilihan, tentu harus disesuaikan dengan visi misi sekolah dan persiapan sekolah. 
  • untuk jenjang SMP sederajat, ada mata pelajaran informatika yang sekarang menjadi wajib.
  • untuk SMA sederajat, tidak ada lagi peminatan IPA, IPS, dan Bahasa, yang diganti dengan pilihan mata pelajaran di kelas 11 dan 12.

Semua materi yang perlu dipelajari, mulai dari buku teks, capaian pembelajaran, perangkat ajar, modul, pelatihan-pelatihan dapat diakses dari platform Merdeka Mengajar.

Demikian yang dapat kami bagikan tentang konsekuensi dari penerapan kurikulum merdeka bagi satuan pendidikan. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang kurikulum merdeka.

Salam edukasi.

Sumber: https://gurubelajar-ikm.simpkb.id/lessons/video-survei-kesiapan-ikm-2/

I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

Posting Komentar untuk "Konsekuensi Penerapan Kurikulum Merdeka"