Problem Based Learning (PBL): Sintaks, Tujuan, dan Contoh Penerapan di Kelas

Apa Itu Problem Based Learning (PBL)?
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah nyata sebagai titik awal untuk belajar. Menurut Tan Onn Seng (2000), PBL menggunakan kemampuan berpikir peserta didik baik secara individu maupun kelompok dengan memanfaatkan lingkungan nyata agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, relevan, dan kontekstual.
Tujuan utama PBL (Norman & Schmidt) yaitu:
- Meningkatkan kemampuan menerapkan konsep pada masalah nyata.
- Mengintegrasikan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills / HOTS).
- Menumbuhkan motivasi dan kemandirian belajar.
- Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Model ini juga selaras dengan konsep Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Karakteristik Problem Based Learning
Menurut Tan (dalam Amir, 2009), PBL memiliki ciri khas sebagai berikut:
- Masalah sebagai awal pembelajaran.
- Masalah bersifat nyata dan tidak terstruktur (ill-structured).
- Membutuhkan berbagai perspektif untuk menemukan solusi.
- Membuat peserta didik tertantang mengeksplorasi hal baru.
- Mengutamakan kemandirian belajar.
- Menggunakan sumber pengetahuan yang beragam.
- Proses pembelajaran berlangsung kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Dengan karakteristik ini, PBL mendorong siswa untuk berpikir kritis sekaligus kreatif.
Sintaks Problem Based Learning Menurut Arends
Arends (2012) membagi sintaks PBL ke dalam lima tahapan. Jika dipadukan dengan aktivitas guru dan peserta didik, tahapan tersebut adalah:
1. Orientasi Peserta Didik pada Masalah
- Guru: Menyampaikan masalah kontekstual.
- Peserta Didik: Mengamati dan memahami masalah.
2. Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
- Guru: Memastikan setiap anggota kelompok memahami tugas.
- Peserta Didik: Membagi peran, mencari data, dan menyiapkan bahan.
3. Membimbing Penyelidikan Individu maupun Kelompok
- Guru: Memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data.
- Peserta Didik: Melakukan penyelidikan dengan mencari referensi atau wawancara.
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
- Guru: Membimbing kelompok dalam menyusun laporan.
- Peserta Didik: Membuat karya berupa laporan, poster, presentasi, atau produk lain.
5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
- Guru: Memfasilitasi presentasi, memberi masukan, dan menyimpulkan pembelajaran.
- Peserta Didik: Menyajikan hasil, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan bersama.
Peran Guru dalam Problem Based Learning
Kelebihan Model PBL
- Berpusat pada peserta didik.
- Mengembangkan kemandirian dan HOTS.
- Membantu memahami peristiwa secara mendalam.
- Melatih komunikasi, kerja sama, dan manajemen waktu.
- Mengintegrasikan teori dengan praktik.
- Membentuk keterampilan belajar sepanjang hayat (lifelong learning).
Posting Komentar untuk "Problem Based Learning (PBL): Sintaks, Tujuan, dan Contoh Penerapan di Kelas"
Mohon berkomentar dengan menggunakan akun google. Komentar yang Anonim akan kami hapus, karena kami anggap Spam. Terima kasih telah berkunjung, jangan lupa ikuti Info Dunia Edukasi untuk mendapat update terbaru.