Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RANGKUMAN MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD KE SD YANG MENYENANGKAN DI AWAL TAHUN AJARAN BARU

Apa Perubahan yang ingin kita lihat di PAUD dan SD pada tahun ajaran 2023/2024?

Perubahan Pada Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak tercakup Ke dalam 3 indikator kinerja sebagai berikut :

  • Indikator Kinerja 1: PPDB SD Tidak melakukan tes calistung.
  • Indikator Kinerja 2 : Masa Perkenalan di dua minggu pertama di tahun ajaran baru (2023) di PAUD dan SD:

  1. Anak (serta orang tua) dengan lingkungan belajarnya agar dapat merasa nyaman dalam berkegiatan
  2. Sekolah dengan anak melalui kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan potret capaian siswa melalui asesmen awal, dan digunakan sebagai basis perancangan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
  • Indikator Kinerja 3 : Pelaksanaan pembelajaran di PAUD dan SD
  1.  Memilih kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna (memastikan ketercapaian kemampuan fondasi)
  2. Melaksanakan kegiatan asesmen di kelas dengan teknik yang menguatkan sikap terhadap belajar yang positif (teknik yang digunakan tidak berupa tes lisan dan tes tertulis)
  3. Menyusun informasi mengenai perkembangan anak yang penting untuk diketahui oleh orang tua/wali murid 

Apa yang dimaksud dengan konsep kesiapan bersekolah dan transisi PAUD-SD?

Siap Sekolah berarti kondisi di mana anak memiliki kemampuan fondasi sebagai pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan Transisi berarti anak berpindah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar baru. Dengan demikian, Transisi PAUD-SD adalah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD. Transisi yang efektif adalah saat anak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian, sebagai akibat dari perpindahannya. 

Kemampuan Pondasi anak

Kemampuan pondasi anak ada 6, yaitu:
  1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti
  2. Kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar
  3. Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya
  4. Pemaknaan terhadap belajar yang positif
  5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri.
  6. Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi, numerasi serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan fondasi dibangun secara berkesinambungan melalui lingkup pembelajaran di PAUD hingga lingkup pembelajaran di SD kelas awal sampai kelas 2 (dua); serta dapat dipayungi oleh Standar Kompetensi Lulusan Anak Usia Dini (STPPA). Perlu diingat pula bahwa anak usia dini memiliki rentang usia 0-8 tahun.

Mengapa penting mendukung kesiapan bersekolah melalui penguatan transisi PAUD-SD?

  • Miskonsepsi di lapangan 
Masih banyak praktik PPDB serta pembelajaran yang belum mencerminkan pemahaman bahwa membangun kemampuan fondasi (kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar, serta kemampuan fondasi lainnya) merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal.  
  • Hak setiap anak untuk mendapatkan fase fondasi belum terpenuhi. 
Masih banyak anak yang langsung masuk kelas 1 SD, sehingga tidak mendapatkan fase fondasi yang menjadi haknya. Kondisi ini semakin marak terjadi di masa pandemi.

Mengapa kondisi peserta didik bisa berbeda-beda?

  • Laju perkembangan anak berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi laju perkembangan anak. Gizinya saat bertumbuh, kesempatannya berinteraksi dan berkegiatan di rumah, kualitas pendidikan sebelumnya, dan masih banyak lagi.
  • Tidak hanya laju perkembangan, namun kesempatan belajar anak pun berbeda-beda. Tidak semua anak mendapatkan hak-nya untuk dibangun kemampuan fondasinya di PAUD.
  • Di mana pun titik berangkat anak, mereka berhak mendapatkan hak yang sama, yaitu memiliki kemampuan fondasi agar dapat siap bersekolah dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
TRANSISI PAUD SD adalah suatu gerakan yang ingin memastikan setiap anak, di manapun titik berangkatnya, memiliki hak untuk dibina kemampuan fondasinya.

Cara Pandang Menentukan Perilaku Guru pada Anak

Apabila guru mencermati kemampuan anak berdasarkan “Siap” atau “belum siap”, maka tindak lanjutnya berpotensi berujung pada pelabelan. Namun apabila guru mencermati kemampuan anak berdasarkan identifikasi “kemampuan yang belum dan sudah dimiliki” maka tindak lanjutnya berpotensi berujung ke pembinaan.

Apa saja kemampuan fondasi yang perlu dimiliki peserta didik?

Kemampuan Pondasi anak
Kemampuan Pondasi anak

Siapa yang bertanggung jawab agar anak memiliki kemampuan fondasi tersebut?

Tanggung jawab agar anak memiliki kemampuan fondasi ada pada satuan pendidikan serta orang tua. 
Satuan Pendidikan dapat:
  1. Berkoordinasi dengan berbagai pihak di satuannya untuk menyiapkan tahun ajaran baru 2023/2024 melalui penggunaan sumber belajar yang sudah disiapkan oleh Kementerian (dapat diakses di laman https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/alat-bantu)
  2. Memahami bahwa baca tulis hitung hanyalah bagian sempit dari kemampuan literasi numerasi, dan bahwa ada aspek kemampuan lain yang sangat penting untuk dibangun, seperti kematangan emosi dan kemandirian untuk berkegiatan di lingkungan belajar.
  3. Tidak melabelkan anak berdasarkan capaiannya. Setiap anak memiliki laju perkembangan dan kesempatan belajar yang berbeda. Tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan fondasi agar menjadi pembelajar sepanjang hayat - di tingkatan kelas manapun.
  4. Menyampaikan pentingnya dukungan dari rumah dalam komunikasi dengan orang tua/ wali murid agar anak mendapatkan pengalaman pembinaan yang berkesinambungan sejak di satuan pendidikan hingga di rumah. 
Orang tua/wali dapat:
  1. Membawa anak mengikuti perkenalan sekolah saat pembukaan pendaftaran bagi siswa SD agar anak dapat lebih familiar dengan lingkungan barunya. 
  2. Membantu anak saat akan memulai rutinitas baru 
  3. Menceritakan kepada anak tentang kegiatan sehari-hari yang akan terjadi di sekolah seperti bermain dengan teman baru, mempunyai pekerjaan rumah, dan menunjukkan cara mempersiapkan tas sekolah 
  4. Menolong anak-anak untuk beradaptasi secara bertahap. 
  5. Membantu anak memahami hubungan relasi yang lebih luas 
  6. Menjelaskan kepada anak tentang pengalaman baru memiliki teman baru dan guru baru, serta bagaimana berinteraksi dengan mereka
  7.  Menyampaikan kepada anak bahwa guru di sekolah adalah pengganti orang tua selama di lingkungan sekolah, sehingga orang tua mendorong anak untuk selalu bertanya dan meminta bantuan apabila mereka mengalami kesulitan di sekolah.
Kita perlu berhenti memaknai kesiapan sekolah sebagai suatu proses penilaian mengenai mana anak yang sudah “siap” atau “belum siap”, karena tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan fondasi menuju pembelajar sepanjang hayat.

Dua Strategi Transisi PAUD SD dalam Kebijakan Merdeka Belajar Merdeka Bermain

1. Penguatan PAUD sebagai fondasi pendidikan dasar dilakukan melalui:
  • Penguatan desain pembelajaran di PAUD
  • Penguatan kompetensi guru
  • Evaluasi internal dan eksternal yang berorientasi pada kualitas layanan
2. Penguatan keselarasan pembelajaran PAUD-SD dilakukan melalui:
  • Kerangka pembelajaran yang yang mendekatkan pembelajaran SD kelas awal dengan pembelajaran bagi anak usia dini
  • Dukungan dari dinas
  • Kerangka pembinaan guru
  • Penguatan ekosistem lainnya
Strategi penguatan keselarasan pembelajaran PAUD-SD dilaksanakan melalui tiga hal: 
  • Kebijakan tentang Struktur Pembelajaran
  • Penambahan Alat Bantu
  • Penguatan Ekosistem

Kebijakan tentang struktur pembelajaran apa saja yang menguatkan keselarasan pembelajaran PAUD-SD?

  • Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kelulusan (unduh)
  • Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi (unduh)
  • Kurikulum Merdeka (Kepmendikbudristek No 262/M/2020) tentang Lingkup Pembelajaran dan Buku Teks (unduh)
Terdapat tiga intervensi pendukung untuk menguatkan keselarasan pembelajaran, yaitu:
  1. Kebijakan tentang struktur pembelajaran
  2. Penambahan alat bantu bagi satuan pendidikan PAUD dan SD agar mampu memfasilitasi pembelajaran anak usia dini secara berkesinambungan
  3. Penguatan ekosistem 
Demikian yang dapat Info Dunia Edukasi bagikan tentang rangkuman materi penguatan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di awal tahun ajaran baru.
I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

Posting Komentar untuk "RANGKUMAN MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD KE SD YANG MENYENANGKAN DI AWAL TAHUN AJARAN BARU"