Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Online Collaborative Learning

Menurut Prof. Marsudi, “Guru zaman dulu hanya cocok untuk murid zaman dulu, sedangkan murid zaman sekarang harus dididik oleh guru zaman sekarang. Guru harus mau berubah menjadi guru zaman sekarang. Apalagi ketika ada virus Corona yang mengharuskan guru untuk berubah”. 

Sebelum mengajar, guru harus memahami kerangka pembelajaran. Kerangka pembelajaran paling luar ada model pembelajaran yang terdiri dari proses informasi, personal, interaksi sosial, dan behavior. Di dalam model pembelajaran ada Strategi Pembelajaran, misalnya pembelajaran langsung, pembelajaran tidak langsung, interaktif, eksperimen, dan mandiri. Kemudian ada Metode Pembelajaran, seperti bermain peran, visual/grafik, belajar berkelompok, pemecahan masalah, simulasi, fakta-konsep-generalisasi, ceramah, studi kasus, inkuiri, diskusi, dan debat. Colaborative learning merupakan bagian dari metode pembelajaran. Agar metode pembelajaran dapat diterapkan, maka setiap guru harus punya keterampilan pembelajaran, mulai dari perencanaan, ekspositori, evaluasi, komunikasi, memberikan pertanyaan, pengajaran langsung, dan demonstrasi. Intinya adalah kualitas pribadi atau personal quality seorang guru. 

Kualitas pribadi guru dapat disingkat dengan kata SPREAD. Supporting yaitu guru harus selalu memberikan support atau dukungan kepada siswa. Promoting yaitu guru harus selalu membuat siswanya terus meningkat kemampuannya. Guru yang hebat adalah guru yang mampu membuat siswanya lebih hebat dari gurunya. Recognizing yaitu memberikan apresiasi atau memberikan penghargaan kepada siswa. Guru yang baik adalah guru yang tidak mencela siswanya. Encouraging yaitu guru selalu memberikan semangat. Apllying yaitu guru mampu menerapkan ilmu yang diajarkan. Jika guru mengajarkan kejujuran, maka guru harus menunjukkan sikap jujur. Developing yaitu guru selalu mengembangkan dirinya, misalnya dengan membaca buku atau mengikuti workshop.

Ada 7 kualitas pribadi yang harus dimiliki guru, yaitu:

  1. Mempunyai etos kerja spiritual
  2. Mempunyai sikap toleransi terhadap ketidaksempurnaan
  3. Mampu memahami perbedaan individu
  4. Mempunyai keterampilan komunikasi pembelajaran
  5. Sense of humor (mempunyai rasa humor untuk membuat kelas jadi gembira)
  6. Mampu melepaskan ego pribadi
  7. Mampu menyebarkan energi positif, misalnya dengan banyak senyum.

Online Collaborative learning merupakan aktivitas dari siswa yang berada pada tempat yang berbeda, bisa belajar bersama dan saling tergantung, tapi mereka semangat. Kalau online learning tidak ada ketergantungan, tapi Online collaborative learning sangat tergantung pada kehadiran semua siswa. Kalau tidak bertemu bersama-sama, maka tujuannya tidak akan tercapai. Hal inilah yang membedakan dengan online learning yang lain. Online Colaborative learning bertujuan agar kita yang sedang terisolasi merasa belajar bersama walau hanya secara daring. 

online collaborative learning

Manfaat Online Colaborative Learning yaitu:

  1. Meningkatkan critical thinking skills
  2. Membuat pengetahuan baru
  3. Sebagai bahan refleksi
  4. Mencapai transformasi pembelajaran
  5. Colaborative learning membuat adanya interaksi antara materi dan siswa. 
  6. Colaborative learning juga terlihat dari komentar-komentar, terutama komentar siswa dengan siswa.
  7. Ada sharing antar siswa

Online Collaborative learning mulai melejit ketika ada web 2.0. Ketika itu, web tidak lagi satu arah, tapi bisa berinteraksi, misalnya bisa chating, SMS, dan lainnya. Dalam Online collaborative learning dapat mengkontruksi pengetahuan siswa. 

Dalam Online collabotative learning memfasilitasi siswa sangatlah penting, sehingga kita harus mampu mendengar, membaca, mengolah, menyediakan semua respon yang mungkin terjadi. 

Kesulitan dalam online collabotative  learning, yaitu:

  1. Susah mengontrol siswa yang dapat mengganggu dalam kelas online
  2. Adanya penyusup dalam kelas online

6 hal penting dalam melaksanakan online collaborative learning, yaitu

1. Memilih teknologi yang tepat

  • Seimbangkan antara pembelajaran sinkron dan ansinkron
  • Sesuaikan teknogi dengan manfaat pembelajaran dan karakteristik lingkungan siswa
  • Siswa bisa menggunakan teknologi dan bisa mendapatkan manfaat.
  • Manfaatkan semua aplikasi web 2.0

2. Jenis aktivitas

  • Mencari masalah yang hanya bisa diselesaikan secara bersama. Pertanyaannya bersifat terbuka.

3. Membentuk Grup belajar

  • Membuat kelompok yang heterogen dan buatlah suasana agar siswa mampu berkumpul dan bekerjasama.

4. Membangun tim

5. Saling memberikan dukungan dan bantuan

6. Ada evaluasi pembelajaran

Demikian yang dapat kami bagikan tentang online collaboratif learning. Semoga bermanfaat.

Sumber: Prof EKOJI Channel.
I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

Posting Komentar untuk "Online Collaborative Learning"