Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

Metode Diskusi Kelompok

Pengertian Diskusi 

Diskusi merupakan suatu pertukaran pemikiran untuk mempertahankan pendapat atau memecahkan suatu masalah.

Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan suatu cara penyajian pembelajaran, dimana guru memberi kesempatan kepada para murid untuk berdiskusi guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

Kelebihan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi , yaitu:

  1. memungkinkan adanya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa; 
  2. guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang baru dipelajarinya.

Tujuan Metode Diskusi

Menurut Kasmadi (1990), metode diskusi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan sebagai berikut:

  1. (melibatkan siswa sebagai bagian dari suatu komponen sistem; 
  2. menstimulasi dan memotivasi siswa;
  3. melatih siswa agar menjadi kritis dalam menganalisa; 
  4. mengembangkan kemampuan bekerja sama siswa.

Pemimpin Diskusi

Pemimpin diskusi merupakan seorang yang bertugas memimpin diskusi agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Saat awal penerapan metode diskusi,sebaiknya guru yang memimpin diskusi kelas. Tetapi, jika sudah beberapa kali pertemuan dilakukan diskusi, maka siswa dapat secara bergantian dilatih untuk memimpin diskusi.

Peran Pemimpin Diskusi

Menurut Semiawan  (1988) Peran utama pemimpin diskusi ada dua, yaitu:

  1. Sebagai pengatur jalannya diskusi agar lancar, dengan cara; mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu, menjaga agar siswa berbicara sesuai bergiliran, menjaga pembicaraan tidak dikuasa oleh orang-orang tertentu yang gemar bicara, membuka kesempatan bagi siswa yang pemalu atau penakut untuk mengemukakan pendapatnya, dan mengatur pembicaraan didengar oleh semua anggota.
  2. Sebagai dinding penangkis, artinya pemimpin diskusi menerima pertanyaan, pernyataan, atau komentar dari anggota, kemudian melemparkannya kembali kepada anggota.

Mengelola Kelompok Diskusi

Agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan hasilnya optimal serta efektif dan efesien, maka perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Guru dapat membuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok diserahkan kepada siswa untuk memilih anggota kelompoknya. Sebaiknya satu kelompok terdiri antara 5 sampai 7 orang.

2. Pengaturan Tempat

Tempat yang digunakan untuk diskusi kelompok harus cukup untuk menampung semua  anggota kelompok, sehingga masing-masing kelompok dengan leluasa bekerja sama/diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain.

3. Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Sebelum siswa memulai diskusi kelompok, guru menjelaskan terlebih dahulu permasalahan yang perlu  didiskusikan. Siswa juga diberi tahu agar mereka memilih ketua kelompok dan lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok. 

Setelah diskusi kelompok, semua kelompok segera kembali ke kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian. Sedangkan kelompok yang belum /sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka, berperan sebagai penonton yang bertugas untuk memberikan sanggahan, pertanyaan, atau saran untuk masukan kepada kelompok penyaji. Posisi tempat duduk sebaiknya diatur dalam bentuk U agar setiap siswa dapat melihat semua temannya, sehingga diharapkan lebih komunikatif,dan dapat terjadi interaksi antar semua siswa.

Kelompok penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini, guru dapat berperan sebagai moderator. Setelah kelompok selesai menyajikan, moderator membuka kesempatan kepada seluruh peserta diskusi untuk mengajukan tanggapan, sangahan, pertanyaan, saran atau yang lainnya kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji diberikan kesempatan untuk menanggapi balik. Demikian seterusnya, dilakukan secara bergantian, sehingga semua kelompok berkesempatan untuk memprensetasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Apabila semua kelompok telah selesai menyajikan hasil diskusi, seluruh siswa dengan bimbingan guru untuk merumuskan kesimpulan. Di samping itu, guru dan siswa dapat mengadakan evaluasi pelaksanaan diskusi. 

Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Metode Diskusi

Pada pelaksanaannya, biasanya metode diskusi mengalami bebera hambatan atau kendala seperti berikut.

  1. Hambatan peserta didik. Mengingat siswa mempunyai belatar belakag  yang beragam, ada yang rajin, ada yang malas, ada yang pendiam,  ada yang banyak bicara dan sebagainya.
  2. Hambatan dari materi. Harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta anggotanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulu tentang materi yang harus disajikan,sehingga mereka dapat menguasainya.
  3. Hambatan dari media sarana prasarana. Penataan ruangan diupayakan sedemikian rupa agar semua siswa dapat melihat siswa lain dan tempat duduk pemimpin diskusi dapat melihat semua peserta diskusi, sehingga diskusi menjadi lebih komunikatif.

Upaya-Upaya Guru agar Diskusi Berhasil

Menurut Segala (2009), ada beberapa hal yang harus dilakukan dan diupayakan guru agar diskusi berhasil dengan baik, yaitu:

  1. Masalahnya harus kontroversial, yaitu mengandung pertanyaan dari siswa. Masalahnya harus menarik pertahian siswa karena berkait dengan pengalaman mereka;
  2. Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. Guru harus membagi-bagi pertanyaan dan memberi petunjuk tentang jalannya diskusi. Guru juga berperan sebagai penangkis terhadap pertanyaan yang diajukan siswa;
  3. Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan dengan baik. 

Demikian yang dapat infoduniaedukasi.com bagikan tentang Model Pembelajaran Diskusi Kelompok. Semoga bermanfaat.

Salam edukasi.

Daftar Pustaka

Kasmadi, H. (1990). Teknik Mengajar (Bagian dari Diskusi tentang teknik mengajar). Semarang: IKIP Semarang Press.

Segala S. (2009). Konsep dan makna pembelajaran untuk membantu memecahkan problematikaBelajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Semiawan, C., et.al. (1988). Pendekatan keterampilan proses, bagaimana mengaktifkan siswa dalam belajar? Jakarta: PT Gramedia.


I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.

Posting Komentar untuk "Model Pembelajaran Diskusi Kelompok"