Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Lidah Ular Bercabang?

mengapa lidah ular bercabang?
Gambar Ular
Pada suatu hari, ada seekor ular Piton sedang mengejar seekor tikus. Ia bergerak dengan cepat, namun tikus juga tidak mau menyerah. Tikus berlari sekuat tenaga agar tidak tertangkap oleh ular. Akhirnya tikus berhasil lolos. Si Ular menyerah, kemudian berkata dalam hati, “Aduh cepat sekali tikus itu berlari, bagaimana ya caranya agar bisa menangkap mangsa dengan cepat?”

Sambil berpikir, tiba-tiba ia mendapat ide untuk menghadap para Dewa di sorga. Ia bergegas berangkat ke sorga. Setibanya di sorga, ia langsung bertemu dengan dewa. 

“Mohon maaf  Dewa, hamba telah mengganggu,” kata ular menyapa.
“Ada apa gerangang kamu datang ke tempatku?” jawab Sang Dewa.
Si Ular Piton menceritakan niatnya, agar ia mampu menangkap mangsa dengan cepat. Dewapun memenuhi permintaannya, dan memberikan sang ular racun bisa. 
“Hai ular, minumlah racun bisa ini, maka engkau akan mampu membunuh mangsamu dengan cepat.” Kata Sang Dewa. 
“Terima kasih Dewa, atas kebaikanmu,” jawab si Ular Piton.

Si Ular Piton sangat gembira. Ia segera pulang dan tak sabar ingin mencoba bisa tersebut. 
Setibanya di bumi, ia melihat seorang petani yang sedang bekerja menanam padi. Si ular Piton mendekatinya, kemudian menyemburkan bisa kepadanya. Karena saking kerasnya bisa itu, petani langsung mati berdiri. Si Ular Piton menyangka petani itu masih hidup, dan menganggap bisa yang diberikan oleh dewa adalah palsu. Ia pun membuang bisa itu di semak-semak ilalang.

Berita tentang si Ular Piton yang diberikan bisa oleh Dewa terdengar oleh ular yang lain. Merekapun beramai-ramai berangkat ke sorga untuk menghadap dewa dan meminta bisa. Namun dewa mengatakan, bahwa bisa sudah habis diberikan kepada si Ular Piton. Ular yang lainnya segera mencari sang ular Piton untuk meminta bagian bisanya.  
Setelah ular-ular ini bertemu dengan ular Piton, meraka pun bertanya, “Hai Ular Piton, dimana kau simpan bisa yang diberikan oleh Dewa, kami mau minta sedikit!”
“Bisa apa? Itu palsu, aku sudah membuangnya di semak alang-alang itu,” sahut ular Piton sambil menunjuk semak-semak rumput alang-alang. 
Seketika semua ular langsung menuju semak-semak itu, dan menjilat bisa yang dibuang oleh si Ular Piton. Tak disadari, lidahnya telah bercabang akibat tajamnya daun rumput alang-alang. Darah ular membuat daun alang-alang mempunyai warna merah.

Dari kejauhan, si Ular Piton datang dan ingin kembali memakan bisa yang telah dibuangnya. Segera ia menjilat diantara rumput alang-alang, sehingga lidahnya ikut terbelah. Namun sayang bisanya sudah habis, sehingga ia tidak mempunyai bisa.

Demikianlah kisah mengapa lidah ular bercabang dan ada ular yang tak berbisa.

Diceritakan kembali oleh I Wayan Ardika, S. Pd. (Guru SDN 6 Yehembang).
I Wayan Ardika
I Wayan Ardika Saya adalah Seorang Guru Sekolah Dasar yang bertugas di Kab. Jembrana, Bali. Melalui Blog ini, saya ingin terus belajar sambil berbagi.